A. Latar Belakang Masalah
Bimbingan berasal dari “guidance”, sedangkan konseling atau penyuluhan berasal dari “counseling”. Di Indonesia “ Guidance and counseling” biasa diterjemhakan dengan istilah “bimbingan penyuluhan” atau Bimbingan konseling. Sedang petugas bimbingan sering disebut pembimbing dan penasehat.
Dari ulasan diatas setidaknya dapat kita ketahui peran guru bimbingan konseling dalam proses pelaksanaan dalam pendidikan. Selain itu kini lebih banyak obyek yang dikaji untuk dapat melaksanakan proses pembimbingan terutama dalam Bimbingan Konseling Islam yang kini makin ditanamkan dalam beberapa sekolah yang bernafas islam atau sekolah umum yang menggunakan bimbingan konseling berlandas religious (Ke Agamaan).
B. Rumusan Masalah
1. Apa landasan dalam melakukan bimbingan dan konseling?
2. Apa asas dari bimbingan konseling?
3. Bagaimana melalukan bimbingan dan konseling?
C. Tujuan
1. Mengetahui landasan dalam proses bimbingan dan konseling.
2. Mengetahui asas dalam bimbingan konseling.
3. Mengetahui prosedur dan pemberian solusi pada konseli.
Pembahasan
- Landasan dalam melakukan bimbingan dan konseling
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari pendidikan di Indonesia. Sebagai sebuah layanan profesional, kegiatan layanan bimbingan dan konseling tidak bisa dilakukan secara sembarangan, namun harus berangkat dan berpijak dari suatu landasan yang kokoh, yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Dengan adanya pijakan yang jelas dan kokoh diharapkan pengembangan layanan bimbingan dan konseling, baik dalam tataran teoritik maupun praktek, dapat semakin lebih mantap dan bisa dipertanggungjawabkan serta mampu memberikan manfaat besar bagi kehidupan, khususnya bagi para penerima jasa layanan (klien).
Agar aktivitas dalam layanan bimbingan dan konseling tidak terjebak dalam berbagai bentuk penyimpangan yang dapat merugikan semua pihak, khususnya pihak para penerima jasa layanan (klien) maka pemahaman dan penguasaan tentang landasan bimbingan dan konseling khususnya oleh para konselor tampaknya tidak bisa ditawar-tawar lagi dan menjadi mutlak adanya. Adapun pendekatan yang melandasi kegiatan tersebut dapat dibagi menjadi:
Landasan Filosofis
Landasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan dan pemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dan konseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan usaha mencari jawaban yang hakiki.
Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman bagi konselor tentang perilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien).
Motif dan motivasi berkenaan dengan dorongan yang menggerakkan seseorang berperilaku baik motif primer yaitu motif yang didasari oleh kebutuhan asli yang dimiliki oleh individu semenjak dia lahir, seperti : rasa lapar, bernafas dan sejenisnya maupun motif sekunder yang terbentuk dari hasil belajar, seperti rekreasi, memperoleh pengetahuan atau keterampilan tertentu dan sejenisnya.
Pembawaan dan lingkungan berkenaan dengan faktor-faktor yang membentuk dan mempengaruhi perilaku individu. Pembawaan yaitu segala sesuatu yang dibawa sejak lahir dan merupakan hasil dari keturunan, yang mencakup aspek psiko-fisik, seperti struktur otot, warna kulit, golongan darah, bakat, kecerdasan, atau ciri-ciri-kepribadian tertentu.
Perkembangan individu berkenaan dengan proses tumbuh dan berkembangnya individu yang merentang sejak masa konsepsi (pra natal) hingga akhir hayatnya, diantaranya meliputi aspek fisik dan psikomotorik, bahasa dan kognitif/kecerdasan, moral dan sosial.
Belajar merupakan salah satu konsep yang amat mendasar dari psikologi. Manusia belajar untuk hidup. Tanpa belajar, seseorang tidak akan dapat mempertahankan dan mengembangkan dirinya, dan dengan belajar manusia mampu berbudaya dan mengembangkan harkat kemanusiaannya.
Landasan Sosial-Budaya
Landasan sosial-budaya merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman kepada konselor tentang dimensi kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap perilaku individu. Seorang individu pada dasarnya merupakan produk lingkungan sosial-budaya dimana ia hidup.
Landasan Religius
Dalam landasan religius Bimbingan dan Konseling diperlukan penekanan pada 3 hal pokok, yaitu: Keyakinan bahwa manusia dan seluruh alam adalah mahluk tuhan, Sikap yang mendorong perkembangan dan perikehidupan manusia berjalan kearah dan sesuai dengan kaidah-kaidah agama, dan Upaya yang memungkinkan berkembang dan dimanfaatkannya secara optimal suasana dan perangkat budaya serta kemasyarakatan yang sesuai dengan kaidah-kaidah agama untuk membentuk perkembangan dan pemecahan masalah individu.
Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
Layanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang memiliki dasar-dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori maupun prakteknya. Pengetahuan tentang bimbingan dan konseling disusun secara logis dan sistematis dengan menggunakan berbagai metode, seperti: pengamatan, wawancara, analisis dokumen, prosedur tes, inventory atau analisis laboratoris yang dituangkan dalam bentuk laporan penelitian, buku teks dan tulisan-tulisan ilmiah lainnya.
E. Asas dalam bimbingan dan konseling
Pada layanan dan proses pelaksanaan bimbingan dan konseling perlu adanya asas atau aturan yang menjadi pengontrol bagi ruang gerak guru BK adapun asas-asas tersebut terbagi menjadi:
1. Asas Kerahasiaan
2. Asas Kesukarelaan
3. Asas keterbukaan
4. Asas Kegiatan
5. Asas Kemandirian
6. Asas Kekinian
7. Asas Kedinamisan
8. Asas Keterpaduan
9. Asas Kenormatifan
10. Asas Keahlian
11. Asas Alih Tangan
12. Asas Tut wuri handayani
13. Teknik melalukan bimbingan dan konseling
Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling perlu adanya teknik sehingga proses pembimbingan dan konseling dapat berjalan dengan baik adapun teknik yang dapat di terapkan adalah sebagai berikut:
Teknik Bimbingan
1. Home Room
2. Diskusi kelompok
3. Pelajaran Bimbingan
4. Kelompok Kerja
5. Remediasi
6. Sosio/ psiko drama
7. Ceramah
8. Karya wisata
9. Organisasi sebagai wahana
10. Katarsisi
11. Wawancara
Teknik Konseling
1. Teknik secara individual
2. Teknik secara kelompok
Hasil Observasi
Hasil dari observasi yang telah kami lakukan pada hari rabu dan kamis tanggal 18-19 desember 2013 yang bertemu dengan beberapa guru BK yang sedang menangani masalah yang terjadi pada sekolah SMP 7 Lhokseumawe. Disana kami mendapati tiga guru yang mengampu satu tingkat guru BK kelas satu, kelas Dua dan kelas tiga. Dari tiap guru kami banyak mendapat contoh permasalahan yang dapat ditarik benang merahnya sebagai landasan bagi guru dapat mencari solusi atas masalah yang ada dan sedang dihadapi siswa tersebut.
Guru BK memiliki peran yang sangat berpengaruh di SMP Negri 7 Lhokseumawe meskipun hanya memiliki jam bertemu dengan siswanya 1 jam pelajaran selama 40 menit tiap minggunya namun tidak berarti selain itu guru BK tersebut lepas dari tugasnya. Disinilah guru BK dapat melakukan pengamatan dari luar kelas sebagai bahan penilaian terhadap pribadian tiap siswanya.
Selain itu seorang guru BK di SMPN 7 juga membagi angket pada tiap tahun ajaran baru di isi hal yang ingin di pelajari dan dibahas selama 1 tahun ajaran tersebut dan di isi cita-cita serta bakat siswa tersebut sebagai acuan pengarahan guru terhadapa minat, bakat, dan cita-cita siswa jangka pendek dan panjang berupa kemampuan apa yang bisa dimiliki pada tahun ajaran ini dan pekerjaan apa yang ingin di dapat setelah jenjang SMP ini.
Program BK di sekolah
1. Studi Kelayakan
2. Disingkronkan dengan program sekolah dan kurikulum
3. Disingkronkan dengan kebutuhan siswa (assessment)
4. Melakukan program angket/voting
5. Sosiometri
Obyek dalam bimbingan konseling:
a. Kasus siswa
b. Presentasi siswa
c. Perkembangan siswa
d. Psikologi, perkembangan, insidental
Beberapa kasus yang dihadapi di SMP ini antara lain:
Siswa dating terlambat
Bicara kasar dan kotor
Menawarkan Minuman Beralkohol
Gambar Porn dan video porn
Free Sex
Pencurian
Dalam observasi kemarin kami bertemu dengan seorang siswa yang direcomendasikan kepada kami oleh seorang guru BK
Nama: Rahmat
Agama : Islam
Kelas : 7B
Tempat tanggal lahir : Lhokseumawe, 1 januari 2000
Masalah : Menawarkan Minuman beralkohol, berbicara kasar dan sering terlambat masuk sekolah
Guru yang menjadi konselornya bernama Sri Ambarwati seorang muslimah dia guru yang mengampu semua kelas 7. Bu Ambar menggunakan metode atau teknik home room dan religious sebagai pola dalam pembimbingan dan konselinya. Dia mendapati masalah ini dari pengaduan beberapa siswa yang melaporkan bahwa rama siswa baru tersebut sering menawarkan minuman dan berkata kasar. Lalu bu Ambar melakukan pengecekan atas siswa tersebut kepada guru wali kelas serta guru maple yang mengajarnya dikelas. Setelah itu dia mengundang Rama siswa tersebut ke ruangannya dan menanyainya serta mengundang kedua orang tuanya. Tahap perbaikan atau pemecahan masalah dilakukan dengan penanaman nilai agama dan di awali dengan pencarian motiv terlebih dahulu. Rama melakukan hal tersebut untuk mendapatkan rasa aman dan tenang disekolah barunya karena dengan demikian teman-temannya merasa bahwa rama siswa yang hebat dan berkuasa anak nakal. Dari hasil Tanya jawab dengan rama bahwa diketahui itu yang mendasari sikap dan tingkah laku negatifnya. Sehinga bu Ambar mengambil langkah pendekatan agama dengan menunjukan bahwa seorang yang agamanya kuat berakhlak baik atau dapat disebut alim akan lebih disegani disekolah oleh guru dan siswa sehingga tidak menyebabkan masalah lain. Bu Ambar mengajukan usulan untuk solat duha pada jam 6.30 di sekolah sehingga itu mengatasi kebiasaan sering terlambat terus untuk mengatasi perkataan kasarnya sang guru mengajarkan untuk lebih merasa bila kamu yang dikatai kasar apa akan menerimanya dan mengajarkan jangan suka berbohong karena berdampak negative bagi kamu.
Selain permasalah yang dihadapi tiap siswa Guru BK SMPN 7 juga berperan sebagai pengarah akan cita-cita dan bakat para siswanya melalui angket yang telah dibagi pada saat kelas 7 guru akan mengarahkan dan mendampingi siswa tersebut hingga lebih dekat dengan cita-citanya.
Kesimpulan
Dari ulasan makalah ini tentang berupa hal yang perlu diperhatikan dalam bimbingan dan konseling, yang terdiri landasan, asas-asas, dan teknik pelaksanaan sehingga dalam proses pelaksanaan bimbingan dan konseling dapat terarah dan berjalan dengan baik. Sehingga dari kegiatan observasi kami di SMPN 7 lhokseumawe dapat kami ketahui bagaimana Guru BK melasanakan tugasnya sebagai pembimbing dan konseling pada siswa-siswinya. Dalam pembagian tugas dan di pandang dari agama karena guru BK SMPN 7 lebih menekankan landasan Bimbingan konselingnya pada landasan Religius dan dengan teknik home room dan melakukan penyelidikan baru mengatasi masalah yang dihadapi siswa-siswinya.
Daftar Pustaka
Sutoyo, Anwar. 2013. Bimbingan & Konseling Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tawil. Dasar Dasar Bimbingan Konseling. Magelang: Universitas Muhammadiyah Magelang
0 Response to "penerapan bimbingan dan koseling islam"
Posting Komentar